Jika pemeriksaan mengonfirmasi adanya kanker paru bukan-sel-kecil (NSCLC), penilaian stadium dilakukan untuk menentukan apakah penyakit tersebut termasuk lokal dan dapat dilakukan pembedahan atau jika sel tersebut telah menyebar ke titik di mana tidak dapat ditangani dengan jalan pembedahan. Pindai tomografi komputer (CT scan) dan tomografi emisi positron digunakan untuk penentuan ini.[1] Jika dicurigai adanya keterlibatan kelenjar limfa mediastinum, mediastinoskopi dapat digunakan untuk mengambil sampel nodus dan membantu penentuan stadium.[65] Tes darah dan uji fungsi paru digunakan untuk menilai apakah seseorang cukup sehat untuk melakukan pembedahan.[10] Jika uji fungsi paru menunjukkan cadangan pernapasan yang rendah, pembedahan tidak mungkin dilakukan.[1]
Pada sebagian besar kasus kanker paru bukan-sel-kecil (NSCLC) stadium awal, pembuangan lobus paru (lobektomi) merupakan penanganan bedah pilihan. Pada orang-orang yang tidak siap untuk lobektomi total, eksisi sublobar yang lebih kecil (eksisi baji) dapat dilakukan. Akan tetapi, eksisi baji memiliki risiko kambuh yang lebih besar daripada lobektomi.[66] Brakiterapi iodin radioaktif di bagian tepi eksisi baji dapat mengurangi risiko kambuh.[67]Jarang sekali dilakukan pembuangan semua paru-paru (pneumonektomi).[66] Pembedahan torakoskopi berbantu video (VATS) dan lobektomi VATS menggunakan pendekatan invasif yang minimal pada pembedahan kanker paru.[68] Lobektomi VATS sama efektifnya jika dibandingkan dengan lobektomi terbuka konvensional, dengan rasa sakit pascabedah yang lebih ringan.[69]
Penanganan kanker paru sel kecil (SCLC), biasanya menggunakan kemoterapi dan/atau radioterapi.[70] Akan tetapi, peran pembedahan dalam kanker paru sel kecil (SCLC) perlu dipertimbangkan kembali. Pembedahan mungkin meningkatkan keberhasilan jika ditambahkan pada kemoterapi dan radiasi dalam kanker paru sel kecil (SCLC) tahap awal.[71]
Sip terima kasih infonya ;)
BalasHapus